bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Rabu, 10 Agustus 2011

Allah Contohkan Azab bagi Manusia Sombong


Oleh Quraish shihab

PADA episode Tafsir Al Mishbah kali ini, pengasuh akan membahas Ayat 73 sampai dengan Ayat 84 Surah Al A'raf. Setelah pada ayat sebelumnya membahas kisah kaum Ad dan Nabi Hud as., kini tiba giliran suku Tsamud.
Suku Tsamud dianugerahi intelektual yang lebih dari kaum sebelumnya. Mereka mahir memahat bebatuan dan sejenisnya menjadi segala sesuatu yang sangat indah dan terlihat begitu nyata. Pada awalnya mereka beriman kepada Allah swt. Tetapi karena keberhasilan mereka membangun peradaban yang megah, mereka lengah dan kembali menyembah berhala.
Saat itulah Allah mengutus Nabi Shaleh as. untuk mengingatkan mereka agar tidak mempersekutukan-Nya. Akan tetapi, tuntunan dan peringatan Nabi Shaleh tidak disambut baik. Hingga pada suatu hari, kaum Tsamud memberikan ujian kepada Nabi Shaleh untuk membuktikan kebenaran ajaran yang disebarkannya.
Mereka meminta sang Nabi mengubah batu karang menjadi seekor unta betina. Dengan kebesaran-Nya, Allah membuktikan langsung kebenaran Nabi Shaleh bukan hanya dengan menciptakan unta dalam bentuk jasmaninya, melainkan menciptakannya dengan benar-benar hidup, berbulu lebat, dan hamil 10 bulan.
Kaum Tsamud pun berpikir dan menelaah kesalahan ajaran yang mereka ikuti pada saat itu. Oleh karena itu, Allah menangguhkan azab bagi kaum itu agar mereka bisa belajar dan memperbaiki kesalahan.
Ayat berikutnya menjelaskan keangkuhan para pemuka ajaran kaum Tsamud yang tetap tidak memercayai ajaran yang disebarkan Nabi Shaleh dengan memotong unta betina yang seharusnya mereka jaga.
Karena kedurhakaan dan kesombongan yang sudah melampaui batas itu, Allah langsung menurunkan azab dengan membinasakan semua kaum yang mengingkari ajaran-Nya saat itu juga. Akibat kebinasaan yang menimpa kaum Tsamud, Nabi Shaleh dengan berat hati meninggalkan mereka dengan hanya membawa 110 orang yang menjadi pengikutnya.
Setelah kisah Nabi Shaleh usai, diuraikan pula kisah rasul berikutnya, yakni Nabi Luth as. Kisah di zaman ini terkenal dengan kaum homoseksual. Berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang lebih menekankan pada tauhid dan penyembahan Allah, pada masa ini umat manusia mendapat contoh tentang pelurusan akidah.
Kebiasaan buruk umat melakukan homoseksual ketika itu telah melanggar fitrah. Kaum ini sebenarnya telah menyia-nyiakan potensi mereka yang seharusnya ditempatkan pada fitrah mereka guna kelanjutan umat manusia. Teguran Nabi Luth hanya dianggap angin lalu sehingga turunlah azab kepada mereka.
Semua kisah tersebut bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi umat masa kini supaya tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kefitrahan mereka.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar