bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Kamis, 04 Agustus 2011

Al Fatihah untuk Allah dan untuk Manusia


Oleh Quraish Shihab

DALAM Alquran, Al Fatihah merupakan surat pertama. Dan surat ini pula yang pertama yang diturunkan kepada Nabi secara langsung.
Menurut suatu hadis setengah Al Fatihah adalah untuk Allah, sedangkan setengahnya lagi untuk hamba-Nya. Jadi ayat 1 hingga ke-4 bercerita tentang Allah, sedangkan ayat ke-5 setengah untuk Allah (iyyaka na'budu"), dan setengahnya untuk hambanya (iyyaka nastain). Berikutnya 2 ayat terakhir adalah untuk hamba-Nya.
"Shirat" diartikan sebagai jalan yang luas lagi lurus. "Shirat" juga berarti menelan.
Dalam Alquran, kata "shirat" dibedakan dari kata "sabil" seperti tecermin dalam Al Maidah ayat 16:
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke "subulas salaam", dan Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke "shiratal mustaqim". (Q.S. 5: 16)
Mengutip kata-kata dari Abu Yazid Al-Busthamy dalam salah satu bukunya yang bermakna bahwa sebelum mencapai shiratal mustaqim tersebut, hambanya menaklukkan nafsu yang diibaratkan berjalan mendaki gunung yang tinggi (sabil assalaam). Setelah berhasil menaklukkan nafsu tersebut, hambanya akan menemui cahaya yang terang benderang dan kemudian akan menemukan jalan yang lurus lagi luas (shiratal mustaqim).
Dalam Alquran, "shirat" selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal, berarti hanya ada satu shirat. Total kata ini dipergunakan sebanyak 45 kali.
Sedangkan "subul" adalah bentuk jamak dari "sabil", menunjukkan bahwa ada banyak jalan keselamatan (subul assalam) tersebut. Alquran juga menyebut sabilillah, serta sabil al-muhtadin. Selain sabil-sabil yang baik tersebut, Quran juga menunjukkan sabil lainnya yang memiliki pengertian buruk yaitu sabil attaghut (Annisa 76), sabil almujrimin (Al Anam 55), sabil al mufsidin (Al Araf 42), sabil al ghay (Al A'raf 146), sabil alladhiina la ya'lamuun (Yunus 89), serta ghaira sabil almukminin (An Nisa 155). L-1
===========
Jadi, bahwa sebagian besar umat belum berada pada ShiratalMustaqiim tersebut, kebanyakan masih berada pada "Sabil-Sabil" yang ada. "Sabil Assalaam" jumlahnya ada banyak, serta via "jalan-jalan keselamatan" itulah kita berlatih menaklukkan hawa nafsu. Seluruh "Sabil" pada "Subulus-Salam", insyaallah bermuara pada "Shirat Al-Mustaqiim" seperti yang dijelaskan pada QS 5:16. Sebagian manusia lainnya berada pada sabil yang bertentangan dengan Subulus Salam tersebut seperti pada "Sabil Attaghut" dll.
Sehingga ketika kita membaca "Ihdinas Shiratal Mustaqim" maka benar-benar kita meminta kepada Allah swt. agar segera diperkenankan mencapai "Shiratal Mustaqim" yang luas dan menelan kita menuju kepada tujuan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar